Halaman

Selasa, 06 April 2010

PASKAH KITA

Setiap tahun umat Kristen selalu merayakan Paskah Kebangkitan Tuhan. Hari-hari dalam perayaan paskah menjadi sangat penting karena di sana diperingati atau dihadirkan kembali peristiwa paskah Tuhan yang terjadi pada sekitar lebih dari 1950 tahun lalu, antara Yesus dan para murid-Nya. Dikatakan sangat penting karena Paskah merupakan sumber dari seluruh perayaan yang ada di dalam Gereja dan juga sumber serta puncak kehidupan Kristiani.

Dalam perjalanan sejarah, Paskah mendapat tempat yang sangat istimewa karena seluruh evolosi perayaan liturgi Kristen berawal dari Paskah. Perayaan yang dirayakan oleh umat Kristen perdana ialah Paskah. Para rasul  dan para murid juga tidak mengenal perayaan Natal dan Advent seperti dirayakan dalam dunia kekristenan dewasa ini. Perayaan-perayaaan lain muncul setelah Paskah, beberapa tahun setelah peristiwa Paskah Tuhan, peristiwa sengasara, wafat da kebangkitan Tuhan. Para murid terkesima ketika Yesus sungguh hadir di antara mereka setelah disalibkan dan dikuburkan. Yesus tiba-tiba selalu hadir dalam seluruh kebersamaan dan aktifitas mereka. Kemanapun para murid pergi, Yesus yang telah mati dan dikuburkan itu seolah selalu hadir dan menyertai mereka. Inilah tanda nyata kembangkitan Yesus, bahwa Ia selalu hadir-nyata, dan medukung serta menyemangati para rasul-Nya untuk meneruskan karya pewartaan-Nya ke seluruh dunia.


Pengalaman menggemparkan tentang kebangkitan Yesus ini membuat para murid bertanya-tanya: “apa yang sebenarnya terjadi dengan Yesus? Siapakah Dia sebenarnya? Dari manakah Dia? Berkebangsaan apakah Dia? Siapakah sanak keluarga-Nya? Mengapa Dia menjaadi unik dari semua manusia pada jaman-Nya?” seluruh pertanyaan seperti ini mendorong para rasul, para murid serta para “murid” yang muncul jauh setelahnya (murid dari para rasul atau murid dari para murid) mulai menyusun cerita-cerita lisan yang terus beredar di tenah masyarakat. Cerita-cerita lepas ini akhirnya disusun sedemikian rupa yang akhirnya, setelah beberapa tahun kemudian munculah Kitab Suci (dengan demikian Kitab Suci Kristen bukanlah buku yang turun langsung secara fisik-materil dari langit, dalam bentuk definitif, tetapi pengalaman iman yang sesungguhnya dari para murid dan rasul yang hidup bersama dengan Yesus).

Pengalaman hidup bersama Yesus dan pengalaman akan kebangkitan Yesus memberikan semangat baru yang meluap-luap kepada para rasul dan murid untuk mewartakan kebangkitan itu kepada seluruh bangsa. Tidak heran bahwa konsekwensi dari keberanian ini memberikan akibat yang cukup fatal, di mana mereka dibunuh dan dieksekusi sampai mati. Walaupun demikian terdapat jejak lain yang membuat inti dan proses pewartaan itu tetap hidup sampai dengan saat ini. Inilah sesuatu yang membanggakan bahwa benar, “jika kerajaan itu diidirikan oleh manusia makan ia akan bertahan sebentar saja, tetapi jika didirikan oleh Allah, maka akan bertahan selama-lamanya” sampai akhir dunia.

Satu pertanyaan penting untuk kehidupan masa kini? Bagaimana proses pewartaan itu dipertahankan pada masa kini? Masih aktualkah model pewartaan pada abad-abad pertama itu diaktualisasikan pada masa kini denga persoalan dan situasi yang serba berbeda dari segi teknologi, budaya, kultur dan agama yang serba pluralis? Pluaralitas entah dalam bentuk apapun itu, hampir ditemukan di seluruh pelosok dunia. Itu membuat dan mendorong kita semua dan juga semua agama untuk memikirkan ulang model pewartaan yang cocok dengan situasi pada masa kini. Jika masa kini tidak terpikirkan dengan baik dan terkonsep. Penyesuaian pewartaan dengan pluralitas dalam macam bentuk hidup dan realitas jam ini seharusnya mendapat tempat utama dalam penginjilan.

Paskah seharusnya menghantar para penghayatnya sampai kepada “hidup bersama” sebagai satu “comunio” dengan yang lain. Ini tentu menuntut kejelian dan kelincahan dalam mengola dan memanagement kehidupan kekristenan kita di tengah pluralitas dunia masa kini. Kita tidak boleh melupakan nilai-nilai Injil yang diwartakan Yesus, para rasul, para murid, orang Kristen perdana, dan seluruh orang Kristen dalam perjalanan evolusi kekristenan kita. Panggilan ini bukanlah sesuatu yang mudah tetapi menunjut pengorbanan dalam banyak bentuk. Namun yang lebih penting untuk semuanya ialah kesetiaan kepada iman akan kebangkitan Kristus yang diajarkan Kristus sendiri dan melalui Gereja-Nya serta menyesuaikannya dengan realitas kehidupan kita masa kita.

Verona – Roma, 5 April 2010

Sergio Lay